Gerimis tak habis-habis dari siang tidak menyurutkan langkah kaki warga RT 01/06 untuk menghadiri pengajian rutin malam Jumat dua pekan sekali.
Kamis, 11 Februari 2016, bakda shalat Isya, kali ini pengajian bertempat di rumah Bapak Giyanto - Ibu Sulimah.
Dimulai pembukaan basmalah oleh Pak Diyono sebagai pembawa acara. Dilanjutkan pembacaan ayat suci Alquran secara bersama-sama, dipimpin Pak RT. Alunan surat Al Hajj (22) ayat 23 sampai 25 terdengar menghias malam yang dingin.
Taushiah malam ini disampaikan Ustadz Ibnu Kaab. "Beberapa waktu kemarin saya sakit sariawan sehingga lidah saya tidak nyaman untuk berbicara dan lumayan sakit. Sebagai pengajar, saya sangat kesulitan untuk menyampaikan materi," kata beliau memulai.
Ustadz Kaab merasakan ternyata lidah yang selama ini tidak kita sadari sebagai nikmat ternyata ketika hanya diberi setitik sariawan sudah sangat terasa sekali betapa kita membutuhkannya.
"Kita nanti akan mati, jadi jangan sampai kita terlena dengan dunia," kata Ustadz Kaab. "Kalau pun tidak mati maka kita akan bertemu hari Kiamat."
Kiamat terjadi ketika matahari terbit dari barat. Para ilmuwan luar negeri pernah meneliti putaran bumi. Ternyata ada 2 kutub untuk perputaran atau rotasinya yakni kutub utara dan kutub selatan.
Setelah lama berputar, lama-lama akan bergeser. Dan dalam jangka waktu yang lama akan bergeser total, kutub utara geser sampai selatan dan sebaliknya, sehingga manusia melihat matahari terbit dari barat.
Jauh sebelum para ilmuwan meneliti hal itu ternyata Alquran sudah menyebutkannya, dan itu adalah tanda Kiamat. "Setelah peristiwa itu terjadi, maka keimanan yang muncul ketika melihat kenyataan tersebut sudah terlambat," kata Ustadz Kaab.
Pengajian ditutup oleh Pak Diyono dengan doa kafaratul majelis.
Baru tandanya...Aslinya kpan? nnti aja ya...
ReplyDelete