Kamis, 26 November 2015, di malam Jumat yang cerah berhawa gerah, warga RT 01/06 menghadiri pengajian rutin yang pada kesempatan hari ini bertempat di rumah Bu Hajah Masiyem, atau rumah Bapak Bayan Ismail.
Pak Diyono membuka pengajian dan mengingatkan agar hadirin bisa menerima setiap isian taushiah dengan hati bening, ikhlas dan mengamalkan.
Pembacaan ayat suci dipimpin Pak RT, membaca surat Al Anbiya ayat 42 sampai 50.
Taushiah disampaikan oleh Ustadz Ibnu Kaab. Beliau memulai sebuah cerita tentang Hasan dan Husain, cucu Rasulullah, saat melihat orang tua yang wudhu tapi jauh dari sempurna, atau terkesan asal-asalan.
Hasan dan Ali ingin menegur tapi takut si orang tua tersinggung. Mereka segera mencari ide yang bisa dilakukan untuk menegurnya.
Kedua anak Ali ra ini kemudian mendekati si orang tua, lalu berkata, "Wahai, Bapak, kami minta tolong, kami berdua mau berlomba berwudhu, mohon untuk menilai siapa yang terbaik di antara kami."
Dan keduanya berwudhu dengan sesempurna mungkin. Bukannya memberi nilai, si orang tua malah menangis menyadari bahwa kedua cucu Nabi itu sengaja menunjukkan bagaiman wudhu yang benar.
Ustadz Kaab lalu mengingatkan bahwa wudhu harus disempurnakan karena itu berpengaruh ke shalat kita, yang mana shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab yang hasilnya mempengaruhi amalan kita yang lainnya.
Berwudhu itu urutannya, mencuci kedua tangan lalu berkumur, dilanjutkan membasuh wajah sampai batas rambut. Kemudian mencuci tangan sampai siku, kanan lalu kiri. Membasuh kepala, dan terakhir kaki sampai mata kaki.
"Saya sering melihat banyak yang wudhu tidak sempurna terutama saat membasuh muka," kata Ustadz Ibnu Kaab, "Juga membasuh tangan tidak sampai siku."
Setelah Ustadz Ibnu Kaab, Pak RT mengumumkan adanya layanan cek gula darah, kolesterol dan asam urat sepaket dengan biaya 30.000 rupiah, dilaksanakan sebelum senam Rabu sore.
No comments:
Post a Comment