Malam Jumat 7 November 2014, giliran pengajian di rumah Bu Katmi (Pak Jono). Cuaca gerah sekali menyelimuti.
Pak Diyono membuka pertemuan seperti biasa. Dilanjutkan pembacaan ayat Quran. Kali ini dipimpin oleh bendahara kita, Pak Aris Wibowo.
Setelah pembacaan Alquran, dilanjutkan acara taushiah. Kali ini diisi sendiri oleh Pak RT karena Pak Kaab yang biasanya mengisi sedang berhalangan hadir.
Taushiah mengambil tema tentang kematian. "Kullu nafsin dzaiqotul maut, segala yang bernyawa pasti akan merasakan kematian," begitu Pak RT memulai, menukil ayat Quran.
Kematian pasti datang. Dan tentang misterinya, hanya Allah saja yang tahu. Manusia percaya akan kedatangannya tapi tak tahu kapan waktu dan di mana tempatnya.
Ajal atau maut akan datang dengan adanya sakaratul maut. Sakaratul maut itu sangat sakit sekali. Pak RT lantas mengisahkan tentang Sam bin Nuh yang dihidupkan kembali oleh Nabi Isa as atas permintaan kaumnya. Apa yang dikatakan Sam bin Nuh ketika hidup kembali adalah bahwa ia sudah mati sekian ribu tahun, tapi menurut pengakuannya, rasa sakitnya sakaratul mau tidak bisa hilang sampai saat itu.
Pak RT juga mengisahkan tentang Malaikat Izrail yang diperintahkan Allah mencabut nyawa pada zaman Nabi Sulaiman as, di mana pada kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Izrail tidak pernah tahu kapan dan dimana maut akan menjemput manusia, ia hanya tahu saat diperintah Allah untuk mencabut nyawa tanpa tahu sejak dulu misteri waktu dan tempat ia bertugas.
Sebelum pengajian ditutup, atas permintaan tuan rumah, Mbah Komari memimpin doa untuk almarhumah ibunda Bu Katmi yang meninggal beberapa hari yang lalu di tanah kelahiran beliau di Wonogiri sana.
No comments:
Post a Comment